Mengenal Kampung Adat Mahmud di pinggiran Sungai Citarum Bandung, keunikan dan larangan Membangun rumah perman

BANDUNG INSIDER - Bandung adalah sebuah daerah di Jawa Barat yang terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya.

Salah satu kampung adat unik di Bandung adalah kampung Adat Mahmud, yang terletak di RW 4 Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung bagian selatan.

Kampung Adat Mahmud di Bandung ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu larangan keras bagi penduduknya untuk membangun rumah secara permanen.

Baca Juga: Konser musik 'Reminiscing' dengan Bintang Tamu KLa Project: Hadirkan suasana nostalgia generasi 80-90-an

Kampung Adat Mahmud terletak di pinggir Sungai Citarum, sehingga memiliki pemandangan alam yang indah dengan sawah yang mengelilinginya.

Kampung ini memiliki sekitar 1.200 penduduk yang mayoritas mata pencahariannya adalah bertani, berdagang, menjadi sopir, atau pegawai.

Salah satu hal yang membuat kampung ini unik adalah aturan yang melarang penduduknya membangun rumah secara permanen.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius Jumat, 26 Mei 2023: Anda akan menghadapi masalah kontrol di rumah

Dilansir BandungInsider.co, dari laman Portal Jabarprovgoid, alasan utama di balik larangan ini adalah struktur tanah di daerah tersebut, yang memiliki endapan rawa dari Sungai Citarum.

Kondisi tanah yang tidak stabil membuat penduduk takut akan bencana jika membangun rumah secara permanen.

Oleh karena itu, mereka memilih membangun rumah dengan menggunakan bahan bangunan yang terbuat dari kayu atau bambu, dan rumah-rumah tersebut berbentuk seperti kumpulan rumah panggung yang berkelompok dalam satu wilayah.

Baca Juga: Identitas pengendara mobil berpelat dinas polri yang viral di media sosial akhirnya terungkap

Penduduk Kampung Adat Mahmud mempercayai bahwa kayu memiliki kekuatan ajaib yang berkaitan dengan kepercayaan magis.

Meskipun begitu, ada juga yang membangun rumah dengan menggunakan bahan albasiah atau tanpa menggunakan kayu yang dianggap memiliki kekuatan magis.

Masyarakat yang membangun dengan bahan albasiah menganggap bahwa segala sesuatu sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.